-
Perampasan Lahan
Masyarakat adat di seluruh dunia melihat tanah mereka terancam oleh industri ekstraktif dan industri pertanian, skema konservasi dan pengembangan pariwisata. Video ini mengamati skala, pemicu, dan dampak dari demam global atas tanah. Dalam video ini kita dengar masyarakat adat dari Asia, Amerika Latin dan Afrika yang memiliki pengalaman langsung dari dampak perampasan lahan.
Lama Waktu Pemutaran
14 menit
Mengapa memutar 'Perampasan Lahan'
Video ini sebaiknya diputar di komunitas yang sedang atau akan berhadapan dengan perkebunan, pertambangan, atau pembangunan skala besar lainnya. Juga dapat diputar untuk pejabat pemerintah, di universitas dan masyarakat umum untuk meningkatkan kesadaran tentang perampasan lahan.
Usulan pertanyaan untuk diskusi setelah pemutaran
- Apa ancaman bagi wilayah anda? Pembangunan skala besar apa lagi yang berlangsung di daerah Anda?
- Dampak apa yang dialami komunitas karena kehilangan tanahnya?
- Apa yang Anda lakukan untuk mempertahankan tanah Anda, upaya apa lagi yang bisa dilakukan?
Usulan kegiatan tindak lanjut setelah pemutaran
- Cari tahu tentang industri dan perusahaan yang sedang beroperasi di daerah/propinsi Anda, serta pihak yang bertanggung jawab memberikan izin dan konsesi untuk beroperasi.
- Kunjungi komunitas yang kini tinggal di perkebunan atau dekat lokasi pertambangan untuk belajar tentang dampak yang mereka alami.
Download film disini
-
Dokumen
Program Radio: Maju atau Mundur
Rangkaian Program Radio ‘Maju atau Mundur’ bertujuan untuk menyebarkan informasi dan menghidupkan diskusi tentang dampak perkebunan kelapa sawit terhadap komunitas lokal. Rangkaian Program ini terdiri dari tiga bagian. Bagian Satu membahas sejauh mana pengaruh perkebunan kelapa sawit terhadap ekonomi lokal. Bagian Dua berfokus pada pengaruh perkebunan kelapa sawit terhadap sungai dan budaya masyarakat lokal yang tinggal di sekitar perkebunan. Dan Bagian Tiga melihat perbedaan sistem pertanian perusahan perkebunan skala besar dibanding sistem pertanian tradisonal. Bagian ini juga membahas pengaruh sistem perkebunan yang ada pada saat ini terhadap hak-hak atas tanah masyarakat adat.
Atlas Sawit Papua
Atlas Sawit Papua adalah potret industri ini hingga akhir tahun 2014 dan untuk meningkatkan pemahaman tentang siapa aktor pemainnya dan dimana daerah-daerah yang menjadi minat investor.
Konflik atau Mufakat?
Penelitian ini menjabarkan kasus-kasus produsen minyak sawit yang gagal mendapat persetujuan dari masyarakat, lewat proses yang diwajibkan RSPO berdasarkan mandat PBB yang dikenal Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan atau Free, Prior and Informed Consent (FPIC). Temuan-temuan ini mendukung bukti-bukti perusakan karena pengembangan sawit bagi masyarakat adat dan masyarakat lokal. (FPP, Sawit Watch dan TUK Indonesia, 2013)
Video
Demam: Dampak (Bahasa)
Dampak memperlihatkan dampak industri skala besar (perkebunan, tambang batubara dan ekstraksi minyak) pada mata pencaharian dan hak-hak masyarakat adat serta berkontribusi terhadap perubahan iklim. (LifeMosaic, 2010)
Dibalik Kertas - bagian 1 (Bahasa)
Dibalik Kertas adalah film tentang hutan tanaman industri yang juga dikenal sebagai HTI. Film ini ditujukan untuk ribuan masyarakat adat dan masyarakat lokal di seluruh Indonesia, yang lahannya berdekatan atau berada di dalam wilayah konsesi HTI, atau di wilayah di mana izin baru HTI direncanakan. Film ini berdasarkan suara - suara masyarakat dari 8 komunitas di Papua, Sumatra Utara, Riau dan Jambi, yang telah kehilangan sebagian atau semua tanah leluhur mereka untuk dijadikan HTI. Kita akan mendengar dampak yang sudah mereka alami terkait ekonomi kampung, air, budaya, bahan pangan serta hak-hak atas tanah mereka. Film ini juga memperlihatkan bagaimana masyarakat mengorganisir diri untuk menghadapi tantangan tersebut. (LifeMosaic, 2012)
Maju atau Mundur? – Bagian 1 (Bahasa)
Maju atau Mundur? adalah film pendidikan yang dibuat dengan 20 masyarakat adat di Indonesia. Film ini berdasarkan suara masyarakat adat di Indonesia yang secara langsung mengalami dampak dari perkebunan kelapa sawit di tanah di mana mereka telah tinggal dan bekerja selama beberapa generasi. Film ini bertujuan untuk membantu anggota masyarakat dalam perkebunan kelapa sawit atau di daerah ekspansi supaya mereka membuat keputusan maklum mengenai penggunaan tanah leluhur mereka di masa depan. (LifeMosaic, 2007) Bagian I dari film ini berfokus pada dampak dari kelapa sawit dan berisi pengenalan, dan bab tentang ekonomi lokal, sistem pertanian, air, budaya, tanah dan konflik.
Link terkait
Maju atau Mundur Radio
Selamat datang dalam program Maju atau Mundur, rangkaian program yang dihadirkan oleh LSM LifeMosaic dan Sawit Watch. Program ini bertujuan untuk menyebarkan informasi dan menghidupkan diskusi tentang dampak perkebunan kelapa sawit terhadap komunitas lokal. Hal ini sangat penting khususnya untuk masyarakat adat karena perkebunan kelapa sawit yang terus meluas dan sebagian besar tanah yang di maksud untuk perluasan lahan sawit adalah tanah yang di tempati dan di kerjakan oleh masyarakat adat secara turun-temurun.
AMAN
Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) adalah organisasi sosial independen yang terdiri dari kelompok masyarakat adat dari berbagai kepulauan Indonesia. AMAN merupakan sebuah forum perjuangan masyarakat adat untuk mempertahankan hak-hak masyarakat adat dalam politik, sosial, ekonomi, budaya dan sumberdaya melalui cara-cara yang adil dan berkelanjutan
Korupedia
Korupedia - Ensiklopedia Korupsi Indonesia. Sama dengan semangat Wikipedia, Korupedia juga didedikasikan sebagai sebuah ensiklopedia terbuka tentang korupsi di Indonesia. Atau tepatnya, sebuah ensiklopedia tentang koruptor.
BeritaLingkungan.com
Beritalingkungan.com adalah situs berita lingkungan hidup pertama di Indonesia yang berfokus kepada isu lingkungan hidup dan perubahan iklim, dengan beragam rublik seperti Perubahan Iklim, Bencana, Hutan, Jelajah, Tambang, Laut, Energi, Satwa, Green Lifestyle, Pertanian dan CSR.
Papuan Voices
Banyak dari kita sering mendengar bahwa banyak masyarakat Papua berjuang untuk kemerdekaan – tapi apa yang sebenarnya terjadi di sana? Seberapa sering kita mendengar langsung dari orang Papua sendiri tentang kehidupan di provinsi Indonesia yang paling tertutup itu?
-
PERAMPASAN LAHAN GLOBAL
Antara tahun 2000 dan 2010, diperkirakan ada sekitar 50 juta hektar transaksi lahan skala besar di seluruh Afrika, Asia dan Amerika Latin.
Serbuan global atas tanah didorong oleh meningkatnya permintaan global, terutama untuk pangan, bahan bakar nabati dan mineral.
1 dari setiap 3 hektar yang diberikan pemerintah Amerika Latin, Afrika dan Asia Latin untuk proyek pertambangan, pertanian industri dan proyek kehutanan adalah wilayah adat (Münden Project, 2013).
Jika permintaan bahan baku terus naik dengan kecenderungan seperti sekarang, ekstraksi sumber daya global akan tiga kali lipat pada tahun 2050, mempercepat tekanan pada wilayah adat di seluruh dunia.
PERAMPASAN LAHAN DI INDONESIA
Rencana Tata Ruang Indonesia tahun 2010-2020 mencakup:
20 juta hektar perkebunan kelapa sawit baru
9 juta hektar Hutan Tanaman Industri baru
2 juta hektar konversi hutan untuk pertambangan
Apa itu Perampasan Lahan?
Tidak semua pembangunan skala besar adalah perampasan lahan. Menurut Deklarasi Tirana, perampasan lahan adalah pembebasan lahan atau konsesi yang memiliki satu atau lebih dari ciri berikut: - Melanggar hak asasi manusia;
- Tidak menghormati persetujuan bebas, didahulukan dan diinformasikan dari pengguna lahan yang terkena dampak;
- Mengabaikan dampak pembangunan pada masalah sosial, ekonomi, dan relasi gender, dan pada lingkungan;
- Menghindari kontrak yang transparan dengan komitmen yang jelas dan mengikat pada pekerjaan dan pembagian keuntungan;
- Mengabaikan perencanaan demokratis, pengawasan independen, dan partisipasi yang bermakna.
Enam Pemicu Perampasan Lahan
Permintaan akan pangan.
Permintaan akan bahan bakar nabati dan produk pertanian nonpangan (bio-plastik, kertas, dsb.)
Permintaan akan kayu
Eksploitasi mineral
Penyerapan karbon & konservasi
Pariwisata
Pemicu Global Lainnya
Penduduk dunia diperkirakan tumbuh dari tujuh miliar pada 2011 menjadi sembilan miliar pada tahun 2050. Namun, orang-orang terkaya membawa dampak terbesar pada penggunaan lahan karena mereka mengkonsumsi lebih banyak barang, makanan, dan layanan per orang.
Dampak Lingkungan
Hilangnya hutan dan spesies
Berkurangnya dan tercemarnya air
Penyusutan, erosi dan pencemaran tanah
Kerusakan hutan dan lahan gambut menyebabkan emisi gas rumah kaca yang tinggi, yang berkontribusi pada perubahan iklim
Dampak Sosial
Hilangnya mata pencaharian, keamanan pangan.
Hilangnya bahasa dan budaya (hilangnya cara hidup manusia di planet ini, hilangnya pengetahuan yang berakar kuat, hilangnya ingatan kolektif, dan ketahanan di masa depan)
Dampak negatif yang tidak proporsional terhadap masyarakat termiskin, terutama pada perempuan dan anak-anak.
Kekerasan
Ada puluhan ribu konflik lahan di seluruh dunia. Jumlah orang yang terbunuh saat mempertahankan tanahnya meningkat, dan 40% dari yang terbunuh tersebut adalah masyarakat adat.